Busi adalah
komponen yang berfungsi untuk memercikkan bunga api didalam ruang bakar.
Percikan bunga api ini dihasilkan dari tegangan tinggi antar electrode yang
dibangkitkan oleh ignition coil. Temperatur didalam ruang bakar dapat mencapai
2500 derajat Celcius dan tekanannya mencapai 50 kg/cm2. Tekanan serta
temperatur yang sangat tinggi tsb harus mampu ditahan oleh busi.
Pada
intinya, konstruksi busi terdiri dari insulator dan electrode. Electrode
biasanya menggunakan logam yang dilapis dengan nickel, chrome, mangan, silikon
dll agar mampu menahan kondisi ekstrim sedangkan insulatornya berbahan dasar
aluminia.
Berdasar
kemampuan mentransfer panas, busi dibagi dalam dua tipe yaitu:
- Panas
Busi tipe panas adalah busi yang lebih lambat untuk mentransfer panas yang diterima. Cepat mencapai temperatur kerja yang optimal namun jika untuk pemakaian yang berat bisa terbakar. Biasa digunakan pada motor-motor standard untuk penggunaan jarak dekat. - Dingin
Busi tipe dingin lebih mudah mentransfer panas ke bagian head cylinder. Biasanya digunakan untuk penggunaan yang lebih berat misalnya untuk balap atau pemakaian jarak jauh karena sifatnya yang mudah dalam pendinginan.
Masing-masing
produsen busi menerapkan nilai rating panas yang berbeda. NGK memberikan rating
panas sampai dingin dengan nilai dari 2 ~ 11, Denso menetapkan rating dari 9 ~
37 sedangkan Champion memberikan rating dari 1 ~ 25.
Pada
umumnya, pabrikan sepeda motor menggunakan busi dengan tipe medium misalkan
untuk merk NGK menggunakan rating 6, 7 atau 8 dan untuk merk Denso menggunakan
rating 22 atau 24 karena penggunaan oleh konsumen yang bervariasi.
Klasifikasi
tipe busi ini didasarkan oleh faktor-faktor sbb:
- Jarak antara electrode tengah dengan insulator (ukuran volume gas). Busi tipe panas mempunyai volume yang lebih besar.
- Konduktifitas thermal insulator dan electrode
- Konstruksi electrode
- Dimensi gap pada ujung electrode
Pemilihan
tipe busi yang sesuai didasarkan pada:
- Campuran bahan bakar yang digunakan
- Perbandingan kompresi.
- Ignition timing (waktu pengapian)
- Kualitas bahan bakar dan kadar oktannya.
- Kondisi pemakaian seperti untuk balap atau pemakaian sehari-hari
- Pola ulir pada kepala busi.
Berdasarkan
keterangan diatas, maka penggantian busi dengan tipe yang berbeda dari
spesifikasi standard harus disesuaikan. Tipe busi dapat diketahui dari kode
yang terdapat pada sisi insulator.
Dicontohkan
satu kode busi sbb:
BPR5ES-11
(NGK)
B : menandakan diameter ulir busi (B ~ 14 mm)
P : menunjukkan tipe insulator
R : tipe busi dengan resistor
5 : tingkat panas busi ( jika nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin )
E : panjang ulir (19 mm)
S : tipe pengggunaan busi (S berarti standard)
-11 : Gap / celah busi yang direkomendasikan ( gap 1,1 mm)
B : menandakan diameter ulir busi (B ~ 14 mm)
P : menunjukkan tipe insulator
R : tipe busi dengan resistor
5 : tingkat panas busi ( jika nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin )
E : panjang ulir (19 mm)
S : tipe pengggunaan busi (S berarti standard)
-11 : Gap / celah busi yang direkomendasikan ( gap 1,1 mm)
W24ES-U
(Denso)
W :
menandakan diameter ulir busi (W ~ 14 mm)
24 : tingkat panas busi ( jika nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin )
E : panjang ulir (19 mm)
S : tipe pengggunaan busi (S berarti standard)
U : konfigurasi gap busi
24 : tingkat panas busi ( jika nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin )
E : panjang ulir (19 mm)
S : tipe pengggunaan busi (S berarti standard)
U : konfigurasi gap busi
Untuk sepeda
motor yang masih dalam masa garansi, diharuskan untuk menggunakan standard yang
tertera pada data spesifikasi (owners manual)
Berselancar di dunia maya ... selain informasi dan pengetahuan yang didapat ... dapatkan juga penghasilannya.... semuanya gratis .... gag pake bayar ... info lebih lanjut dapat anda baca disini ...
Read more: http://gudanginformasipengetahuan.blogspot.com/2009/05/busi-spark-plug.html#ixzz2suIrKr4M
bila tubuh panas-dingin, langsung ke dokter.
BUSI PANAS
Saat motor
hidup, jangan sesekali dipegang businya brosist, itu benar-benar busi panas.
Karena bukan itu maksudnya busi panas, tapi busi yang pemenasan
awalnya cepat. Busi yang ditandai dengan kode angka makin rendah ini,
diperuntukan untuk mesin yang cenderung dingin. Itu mudah ditemui dalam
kondisi sehari-hari atau tergantung karakter mesin. Kompresi rendah atau bocor,
juga boleh pakai busi ini. Biasanya sulit hidup, pakai saja dia, pasti langsung
jreeeeeng.
Pengaruh iklim di tempat mesin tersebut beroperasi,
juga penentu penggunaan busi panas. Misalnya di daerah pegunungan macam
Puncak di Jawa Barat, cuocok dia. “Disebut busi panas, busi tersebut
mempunyai sistem pendinginan yang lambat. Kondisi busi saat mesin menyala
selalu berada pada posisi idealnya,” ungkap Sarwono
Edhi, selaku Senior Analyst Technical Service Division PT AHM.
Lebih dekatnya, pakai busi panas mesin
mudah dihidupkan pagi hari. Motor tak perlu dicuk. Suhu mesin yang dingin
akan dipancing busi yang sudah ideal. “Analoginya gampang, bila mesin lama diam
(mati), akan mudah dihidupkan setara motor yang barusan dimatikan dan kembali
dinyalakan,” sambar Jawir dari bengkel motor RPM di bilangan Ciganjur, Jakarta
Selatan. Pendapat Jawir ada benarnya, karena busi dari motor yang baru saja
dimatikan berada dalam suhu ideal.
Namun, sesuai karakternya yang cepat panas, busi ini
akan cepat mati jika dipasang pada mesin yang tak sesuai dengan peruntukannya.
Gejala awalnya bisa di periksa dari warna di dioda atau ujung busi, jika
berwarna putih pucat artinya brosist harus menurunkan angka busi alias
mengganti dengan busi karakter lebih dingin.
Busi Dingin
Kebalikan dari
mesin berkarakter ‘dingin’. Busi yang kian besar angka kodenya ini diperuntukan
untuk mesin-mesin yang emosinya meledak-ledak, kan panasan. Misal mesin
berkompresi tinggi. Biasanya mesin korekan yang telah diup-grade atau
lebih dekatnya mesin balap. Sehingga komponen pengapian tidak perlu
bersusah-susah untuk menghasilkan ledakan, lantaran pemanpatannya padat.
“Pemakaian busi tipe ini juga berlaku pada mesin
standar tapi suhu udara lingkungannya panas. Misalnya di pesisir pantai
atau di garis katulitiwa, tentu butuh busi yang cepat melepas panas,” ujar
Kris, pramuniaga dari toko Variasi Standard Motor di bilangan Jagakarsa,
Jakarta Selatan.
Jika busi dingin dipakaikan pada mesin berkarakter
dingin maka mesin tersebut akan sulit hidup. Sekalinya hidup, pembakaran tidak
akan sempurna karena banyak uap bahan bakar yang tidak terbakar. Di situlah
terjadi penumpukkan kerak.
Sesuaikan Dengan Iklim
Bawaan standar motor di Indonesia telah disesuaikan
spesifikasi businya. Ya, antara dingin dan panas, namun tidak seperti demam
tadi. Busi pabrikan telah pukul rata dari Sabang sampai Merauke dari wilayah
pantai sampai gunung lembah dan bukit, gang juga bisa, semua sama.
Pakai merek NGK maka kodenya C7HSA, dan jika merek
Denso akan dipatok U22FSU. Silakan dicek pada motor brosist, benar nggak?
Kalau salah, telepon aja reporternya. Atau silakan dijawab di
facebook. Tapi jangan dicaci maki, maklum menyusun cerita seperti ini bikin
otak keriting juga brosist.
Tak ada salahnya settingan pabrik yang pukul rata tadi
dibuat lebih spesifik. Contoh jika brosist tinggal di daerah dingin, bisa coba
mengganti busi dengan kode angka 1 tingkat lebih rendah atau lebih kecil dari
bawaannya. Artinya dipilih busi dengan karakter panas. Dengan pemilihan busi
yang tepat, mesin motor akan mudah hidup dan kerak di dalam ruang bakar menjadi
minim. Adit