Translate

Sabtu, 14 Maret 2015

Jenis Busi



Busi adalah komponen yang berfungsi untuk memercikkan bunga api didalam ruang bakar. Percikan bunga api ini dihasilkan dari tegangan tinggi antar electrode yang dibangkitkan oleh ignition coil. Temperatur didalam ruang bakar dapat mencapai 2500 derajat Celcius dan tekanannya mencapai 50 kg/cm2. Tekanan serta temperatur yang sangat tinggi tsb harus mampu ditahan oleh busi.
Pada intinya, konstruksi busi terdiri dari insulator dan electrode. Electrode biasanya menggunakan logam yang dilapis dengan nickel, chrome, mangan, silikon dll agar mampu menahan kondisi ekstrim sedangkan insulatornya berbahan dasar aluminia.
Berdasar kemampuan mentransfer panas, busi dibagi dalam dua tipe yaitu:
  • Panas
    Busi tipe panas adalah busi yang lebih lambat untuk mentransfer panas yang diterima. Cepat mencapai temperatur kerja yang optimal namun jika untuk pemakaian yang berat bisa terbakar. Biasa digunakan pada motor-motor standard untuk penggunaan jarak dekat.
  • Dingin
    Busi tipe dingin lebih mudah mentransfer panas ke bagian head cylinder. Biasanya digunakan untuk penggunaan yang lebih berat misalnya untuk balap atau pemakaian jarak jauh karena sifatnya yang mudah dalam pendinginan.
Masing-masing produsen busi menerapkan nilai rating panas yang berbeda. NGK memberikan rating panas sampai dingin dengan nilai dari 2 ~ 11, Denso menetapkan rating dari 9 ~ 37 sedangkan Champion memberikan rating dari 1 ~ 25.
Pada umumnya, pabrikan sepeda motor menggunakan busi dengan tipe medium misalkan untuk merk NGK menggunakan rating 6, 7 atau 8 dan untuk merk Denso menggunakan rating 22 atau 24 karena penggunaan oleh konsumen yang bervariasi.
Klasifikasi tipe busi ini didasarkan oleh faktor-faktor sbb:
  • Jarak antara electrode tengah dengan insulator (ukuran volume gas). Busi tipe panas mempunyai volume yang lebih besar.
  • Konduktifitas thermal insulator dan electrode
  • Konstruksi electrode
  • Dimensi gap pada ujung electrode
Pemilihan tipe busi yang sesuai didasarkan pada:
  • Campuran bahan bakar yang digunakan
  • Perbandingan kompresi.
  • Ignition timing (waktu pengapian)
  • Kualitas bahan bakar dan kadar oktannya.
  • Kondisi pemakaian seperti untuk balap atau pemakaian sehari-hari
  • Pola ulir pada kepala busi.
Berdasarkan keterangan diatas, maka penggantian busi dengan tipe yang berbeda dari spesifikasi standard harus disesuaikan. Tipe busi dapat diketahui dari kode yang terdapat pada sisi insulator.
Dicontohkan satu kode busi sbb:
BPR5ES-11 (NGK)
B : menandakan diameter ulir busi (B ~ 14 mm)
P : menunjukkan tipe insulator
R : tipe busi dengan resistor
5 : tingkat panas busi ( jika nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin )
E : panjang ulir (19 mm)
S : tipe pengggunaan busi (S berarti standard)
-11 : Gap / celah busi yang direkomendasikan ( gap 1,1 mm)
W24ES-U (Denso)
W : menandakan diameter ulir busi (W ~ 14 mm)
24 : tingkat panas busi ( jika nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin )
E : panjang ulir (19 mm)
S : tipe pengggunaan busi (S berarti standard)
U : konfigurasi gap busi
Untuk sepeda motor yang masih dalam masa garansi, diharuskan untuk menggunakan standard yang tertera pada data spesifikasi (owners manual)


Berselancar di dunia maya ... selain informasi dan pengetahuan yang didapat ... dapatkan juga penghasilannya.... semuanya gratis .... gag pake bayar ... info lebih lanjut dapat anda baca disini ...

bila tubuh panas-dingin, langsung ke dokter.
 BUSI PANAS

Saat motor hidup, jangan sesekali dipegang businya brosist, itu benar-benar busi panas.  Karena  bukan itu maksudnya busi panas, tapi busi yang pemenasan awalnya cepat. Busi yang ditandai dengan kode angka makin rendah ini, diperuntukan untuk mesin yang cenderung dingin. Itu mudah ditemui  dalam kondisi sehari-hari atau tergantung karakter mesin. Kompresi rendah atau bocor, juga boleh pakai busi ini. Biasanya sulit hidup, pakai saja dia, pasti langsung jreeeeeng.
Pengaruh iklim di tempat mesin tersebut beroperasi,  juga penentu penggunaan busi panas. Misalnya di daerah pegunungan macam Puncak di Jawa Barat, cuocok dia. “Disebut busi panas, busi tersebut mempunyai sistem pendinginan yang lambat. Kondisi busi saat mesin menyala selalu berada pada posisi idealnya,”  ungkap Sarwono Edhi, selaku Senior Analyst Technical Service Division PT AHM.
Lebih dekatnya, pakai busi panas  mesin  mudah dihidupkan pagi hari. Motor tak perlu dicuk. Suhu mesin yang dingin akan dipancing busi yang sudah ideal. “Analoginya gampang, bila mesin lama diam (mati), akan mudah dihidupkan setara motor yang barusan dimatikan dan kembali dinyalakan,” sambar Jawir dari bengkel motor RPM di bilangan Ciganjur, Jakarta Selatan. Pendapat Jawir ada benarnya, karena busi dari motor yang baru saja dimatikan berada dalam suhu ideal.
Namun, sesuai karakternya yang cepat panas, busi ini akan cepat mati jika dipasang pada mesin yang tak sesuai dengan peruntukannya. Gejala awalnya bisa di periksa dari warna di dioda atau ujung busi, jika berwarna putih pucat artinya brosist harus menurunkan angka busi alias mengganti dengan busi karakter lebih dingin.
Busi Dingin

Kebalikan dari mesin berkarakter ‘dingin’. Busi yang kian besar angka kodenya ini diperuntukan untuk mesin-mesin yang emosinya meledak-ledak, kan panasan. Misal mesin berkompresi tinggi. Biasanya mesin korekan yang telah diup-grade atau lebih dekatnya mesin balap. Sehingga komponen pengapian tidak perlu bersusah-susah untuk menghasilkan ledakan, lantaran pemanpatannya padat.
“Pemakaian busi tipe ini juga berlaku pada mesin standar tapi suhu udara lingkungannya panas. Misalnya  di pesisir pantai atau di garis katulitiwa, tentu butuh busi yang cepat melepas panas,” ujar Kris, pramuniaga dari toko Variasi Standard Motor di bilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Jika busi dingin dipakaikan pada mesin berkarakter dingin maka mesin tersebut akan sulit hidup. Sekalinya hidup, pembakaran tidak akan sempurna karena banyak uap bahan bakar yang tidak terbakar. Di situlah terjadi penumpukkan kerak.
Sesuaikan Dengan Iklim
Bawaan standar motor di Indonesia telah disesuaikan spesifikasi businya. Ya, antara dingin dan panas, namun tidak seperti demam tadi. Busi pabrikan telah pukul rata dari Sabang sampai Merauke dari wilayah pantai sampai gunung lembah dan bukit, gang juga bisa, semua sama.
Pakai merek NGK maka kodenya C7HSA, dan jika merek Denso akan dipatok U22FSU.  Silakan dicek pada motor brosist, benar nggak? Kalau salah, telepon aja reporternya. Atau silakan dijawab di facebook. Tapi jangan dicaci maki, maklum menyusun cerita seperti ini bikin otak keriting juga brosist.
Tak ada salahnya settingan pabrik yang pukul rata tadi dibuat lebih spesifik. Contoh jika brosist tinggal di daerah dingin, bisa coba mengganti busi dengan kode angka 1 tingkat lebih rendah atau lebih kecil dari bawaannya. Artinya dipilih busi dengan karakter panas. Dengan pemilihan busi yang tepat, mesin motor akan mudah hidup dan kerak di dalam ruang bakar menjadi minim. Adit


Tidak ada komentar: